- SEJARAH
Dalam bukunya Stephen P. Robbins menceritakan bahwa
revolusi mutu telah melanda sektor bisnis dan public pada periode 1980-an hingga
1990-an. Gerakan ini dimotori oleh beberapa pakar dari kalangan praktisi
kendali mutu sebelum masa tersebut.[1]
Beberapa diantaranya semisal W. Edwards Deming dan Joseph M. Juran.
Gagasan-gagasan dan teknik-teknk manajemen yang disampaikan oleh mereka di era
1950-an, awalnya mereka di USA tidak mendapatkan dukungan, tetapi di Jepang
mereka diterima dengan sangat antusisas oleh organisasi-organisasi Jepang,
akhirnya dengan hal tersebut Jepang mampu menghantam produsen USA dalam hal
perbandingan mutu. Akhirnya para manajer barat mulai memandang serius
gagasan-gagasan dan ide-ide geming sekaligus jurang gagagsantersebut, yang
kemudian menjadi basis bagi program-program pengelolaan mutu masa kini.
- PENGERTIAN
Manajemen mutu
total atau TQM (Total Quality Management) ATAU
JUGA SMM (Sistem Manajemen Mutu) adalah sebuah falsafah manajemen yang
sepebuhnya berfokus pada upaya-upaya perbaikan secara terus menerus (Continous improvement) dan kemampuan
menjawab dengan cepat berbagai kebutuhan pelanggan.[2]
- HUBUNGAN DENGAN PENDEKATAN LAIN.
TQM merupakan sebuah “penghianatan” terhadap
pendekatan-pendekatan manajemen terdahulu yang terlalu berpegang teguh
pada keyakinan bahwa menekan biaya
adalah satu-satunya caara untuk
meningkatkan produktivitas.
- KETERKAITAN DALAM TQM.
Dewasa ini persaingan semakin ketat,
sehingga perusahaan membutuhkan sebuah peningkatan yang menguntungkan, maka
perbaikan perlu dilakukan secara terus-menerus, yang menurut bangsa Jepang
sebagai pemakai TQM (Total Quality Management) pertama di bidang
bisnis menyebutnya dengan Kaizen. Pentinnya perbaikan untuk
menjaga kualitas supaya tetap menjaga konsumen tetap setia dengan perusahaan,
maka ada beberapa aspek yang akhirnya perlu diperhatikan oleh perusahaan, mulai
dari salah satunya unsur mesin, bagian ini disebut dengan TPM (Total
Productive Manufacturing), yang di pakai untuk melakukan perbaikan
secara kontinyu pada teknologi yang dimiliki oleh perusahaan.
Kemudian untuk menjaga QCC (Quality
Control Circle) merupakan konsep yang digunakan di dalam perusahaan,
melalui kolaborasi dengan karyawan terpercaya, berusaha untuk melakukan
perbaikan terus-menerus. Dari kedua konsep peningkatan mutu tersebut, penting
disini untuk kita bahas mengenai detail kedua konsep tersebut, sehingga ini akan
menjadi sebuah pembelajaran mengenai bentuk realistisnya ketika diterapkan pada
kehidupan nyata di perusahaan. Sehingga ketika kita nantinya masuk ke
perusahaan, maka kita bisa menerapkan kedua konsep ini untuk membangun
perusahaan menuju kepada kualitas yang terjaga, dan menguntungkan.
Namun ada ISO (International
Standart Organization) yang menjadi landasan untuk bisa digunakan
sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian, namun isi kontennya akan kita
pelajari disini. Dari upaya peningkatan mutu di produktivitas dan kinerja yang
merupakan komponen penting penggerak roda ekonomi perusahaan, sehingga bisa
mencapai tujuannya secara optimal. Ini menjadi alasan terpenting untuk kita
mempelajari ini, supaya perusahaan yang kita tempati kelak akan bisa bertahan
di dunia persaingan serta bertransformasi ke kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya.
- TUJUAN TQM.
Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari SMM (Sistem Manajemen Mutu) adalah
sebagai berikut [3]:
1. Menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada
suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh
organisasi sangat penting.
2. Memberikan
kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan
produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi. Keputusan pelanggan adalah
reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan
kepuasan kepada pelanggan, segenap anggota organisasi dituntut untuk memliki
kompetensi dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing.
- PRINSIP DASAR TQM
SMM (Sistem
Manajemen Mutu) khususnya ISO 9001:2008, merupakan sistem manajemen dengan
pendekatan kepada pelanggan. Pelanggan pada SMM (Sistem Manajemen Mutu) adalah
pelanggan internal, pelanggan eksternal dan pihak yang berkepentingan.
Menurut ISO, SMM (Sistem
Manajemen Mutu) diartikan sebagai sistem
penetapan kebijakan, sasaran, dan pencapaian sasaran secara langsung dan
terkendali dalam sebuah organisasi yang berpengaruh terhadap mutu. Menurut
standar tersebut, inti dari sistem manajemen mutu meliputi:
1. Adanya kebijakan
mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi kerja, dan rekaman
mutu.
2. Adanya jaminan
bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan, dipantau, dievaluasi, dan
diperbaiki.
3. Adanya jaminan
bahwa terjadi peningkatan kualitas yang berkesinambungan baik dalam proses
pelayanan dan proses produksi, maupun terhadap standar manajemen mutu itu
sendiri.
Sementara itu, SMM
(Sistem Manajemen Mutu) didasarkan pada
penerapan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yaitu:
1. Fokus pada
pelanggan (customer focus)
2. Kepemimpinan
(leadership)
3. Pelibatan orang
(involvement of people).
4. Pendekatan proses
(process approach)
5. Pendekatan sistem
pada manajemen (system approach to management)
6. Perbaikan
berkelanjutan (continual improvement)
7. Pengambilan
keputusan berdasarkan fakta (factual approach to decision making)
8. Hubungan pemasok
yang saling menguntungkan (mutually beneficial supplier relationships)
- MANFAAT DARI TQM
Dalam menerapkan
suatu proses di organisasi selalu memiliki mafaat, dean menurut Gasperz
(2002;17) terdapat beberapa manfaat dari penerapan sistem manajemen mutu yaitu[4] :
1.
Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi
dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang
berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.
2.
Organisasi yang telah bersertifikatkan ISO 9001:2000
diijinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari
organisasi itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan
image organisasi serta daya saing dalam memasuki pasar global.
3.
Audit sistem manajemen mutu dari organisasi yang telah
memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik oleh registrar
dari lembaga registrasi sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit
sitem manajemen mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi
duplikasi audit sistem manajemen mutu oleh pelanggan.
4.
Organisasi yang telah memperoleh serifikat
ISO9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi. Sehingga pelanggan
potensial yang ingin mencari pemasok yang bersertifikat ISO 9001:2000 akan
menghubungi lembaga rengistrasi. Jika organisasi itu telah terdaftar pada
lembaga registrasi bertaraf internasional, maka itu berarti membuka kesempatan
pasar baru.
5.
Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama
dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta
pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operai internal menjadi lebih baik.
6.
Meningkatkan kesadaran mutu dalam organisasi.
7.
Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh
karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan
instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.
8.
Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari
anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk
mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku tiga tahun.
(http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-manajemen-mutu.html)
Mike Toffel,
Associate Professor di Harvard Business School menjelaskan bahwa sebuah
sertifikasi ISO 9001 membantu anda menyampaikan:
1.
Keterlibatan para pemangku kepentingan
2.
Reputasi organisasi (perusahaan)
3.
Kepuasan pelanggan, dan
4.
Manfaat kompetitif
- PENUTUP.
SMM atau ISO 9001
bisa diterapkan di seluruh jenis organisasi tanpa melihat besaran maupun lokasi
organisasi. Salah satu kekuatan utama ISO 9001 adalah daya tariknya untuk semua
jenis organisasi. SMM juga dapat diterapkan hanya pada divisi-divisi atau
sektor-sektor tertentu dari sebuah perusahaan atau lembaga. Dan SMM atau ISO
9001 juga bisa diterapkan di perusahaan penyedia jasa (tidak hanya manufaktur)
seperti di lembaga pendidikan, pelayanan masyarakat, dan sebagainya. Sebagai
contoh, di salah satu unit Rukun Warga (RW) di Jakarta menggunakan SMM untuk sektor
pelayanannya. SMM tidak melakukan “revolusi” sistem didalam sebuah perusahaan.
SMM membuat standardisasi kerja dan kinerja sebuah sistem di perusahaan
tersebut sehingga kinerja perusahaan tersebut memiliki tolak ukur yang
dibuat/ditulis bersama dan dikerjakan bersama oleh seluruh komponennya.
DAFTAR PUSTAKA :
-
P.Robbins,
Stephen. 2010. Manajemen. Jakarta
-
Gaspersz, Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.