Monday, 20 November 2017

makalah managment by objective (MBO) / Manajemen sesuai Objek / Manajemen berdasarkan sasaran

BAB I
PEMBAHASAN
A.    LATAR BELAKANG.

     Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (Malayu S.P. Hasibuan, 2003: 1). Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Yang diatur dalam manajemen antara lain adalah: manusia, uang, metode, material, mesin, pasar, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut diatur agar berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal. Pengaturan komponen-komponen tersebut melalui suatu proses yang terdiri dari: 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3) pengarahan, dan 4) pengendalian. Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
       Dalam suatu manajemen terdapat suatu perencanaan yang dijadikan suatu tujuan organisasi. Perencanaan itu sendiri merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan menjadi proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Perencanaan itu sendiri, terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan). Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu
Pendekatan kedua disebut dengan management by objective (MBO). Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Untuk lebih jelasnya mengenai pendekatan yang kedua yaitu Management By Objective (MBO) akan kami paparkan dalam makalah ini.



B.     RUMUSAN MASALAH.
1.      Apa pengertian dari Manajemen By  Objective ?
2.      Bagaimana sejarah munculnya sistem Manajemen By Objective ?
3.      Bagaimana strutkur kerja dari sistem Manajemen By Objective ?
4.      Bagaimana langkah langkah kerja dari sistem Manajemen By Objective ?
5.      Apa saja konsep dari sistem Manajemen By Objective ?
6.      Bagaimana sistem Manajemen By Objective yang efektif ?
7.      Apa kelebihan dari sistem Manajemen By Objective ?
8.      Apa kekurangan dari sistem Manajemen By Objective ?

C.    TUJUAN PEMBHASAN.
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari Manajemen By  Objective.
2.      Untuk mengetahui  bagaimana sejarah munculnya sistem Manajemen By Objective.
3.      Untuk mengetahui bagaimana strutkur kerja dari sistem Manajemen By Objective.
4.      Untuk mengetahui bagaimana langkah langkah kerja dari sistem Manajemen By Objective.
5.      Untuk mengetahui apa saja konsep dari sistem Manajemen By Objective.
6.      Untuk mengetahui bagaimana sistem Manajemen By Objective yang efektif.
7.      Untuk mengetahui apa kelebihan dari sistem Manajemen By Objective.
8.      Untuk mengetahui apa kekurangan dari sistem Manajemen By Objective.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dari Manajemen By  Objective.
Management by objective (MBO) atau manajemen by objective atau manajemen sesuai objektif adalah suatu proses persetujuan terhadap objektif di dalam satu organisasi sehingga manajemen dan karyawan menyetujui objektif ini dan memahami apa posisi mereka di dalam organisasi tersebut
Management by objective (MBO) atau juga disebut (diterjemahkan) Manajemen Berdasarkan Sasaran, yaitu suatu cara untuk melibatkan para karyawan di dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka. (Sondang P. Siahaan: 2004: 362).
Menurut Nanang Fattah (2009: 33) menjelaskan bahwa Management by objective (MBO) merupakan teknik manajeman yang membantu memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan organisasi. Lebih lanjut Nanang Fattah menjelaskan bahwa dengan Management by objective (MBO) dilakukan proses penentuan tujuan bersama antara atasan dan bawahan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Management by objective (MBO) adalah suatu cara di dalam mencapai sasaran hasil maupun dalam merencanakan program melibatkan semua pihak (stakeholders) pada lembaga yang bersangkutan.

B.     Sejarah munculnya sistem Manajemen By Objective.
 Manajeman By Objective Sebutan “manajemen sesuai objektif” pertama dipopulerkan oleh Peter Drucker dalam bukunya tahun 1954 yang berjudul ‘The Practice of Management’. MBO sulit didefinisikan, namun secara umum esensi sistem MBO, terletak pada penetapan tujuan tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan bawahan yang bekerja bersama, penentuan bidang utama setiap individu yang hasilnya dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil-hasil (sasaran) yang dapat diukur dan diharapkan, dan ukuran penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai satuan pedoman pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian masing penilaian sumbangan masing-masing anggota.

C.    Strutkur kerja dari sistem Manajemen By Objective. 

D.    Langkah langkah kerja dari sistem Manajemen By Objective.
1.      TAHAP PERSIAPAN 1. Menyiapkan dokumen yang diperlukan, peraturan-peraturan ttg tupoksi perpustakaan, 2. Menyiapkan data yang diperlukan, misalnya data pemustaka yang akan dilayani.
2.      TAHAP PENYUSUNAN Mengaplikasikan 5 W + 1 H  :
1.      Menjabarkan tugas pokok, fungsi dan rincian tugas perpustakaan,  menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kongkrit sehingga dapat diprogramkan dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan   Visi – Misi organisasi Perpustakaan.. WHAT, APA yang akan dikerjakan (Penjabaran TUPOKSI- Rincian tugasTujuan Perpustakaan)  Visi – Misi 
2.      Menentukan hasil akhir yang ingin dicapai Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi.
3.      Merumuskan keadaan sekarang
4.      Mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah atau hambatan-hambatan yang mungkin timbul dan kemudahan-kemudahan.
5.      Menuliskan rancangan tujuan manajemen (MBO/S) dengan ketentuan bahwa rencana tujuan itu.
3.      TAHAP PELAKSANAAN (Implementasi) Pengorganisasian, Pengarahan, Pemberian Motivasi Kerja (Kepemimpinan), Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi
4.      TAHAP PENGENDALIAN, MONITOR, EVALUASI  dan PENYESUAIAN
1.      Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana :dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan : > Koreksi  > Penyesuaian selama pelaksanaan rencana > menganalisis hasil pemantauan.
2.      Tahap Evaluasi Pelaksanaan Rencana : adalah bagian dari kegiatan Penilaian Kinerja > yang diukur dengan : > Efesiensi > Efektivitas > Kemanfaatan program > keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL (OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT. Dilaksanakan secara sistematis mengumpulkan dan menganilis data dan informasi untuk menilai  pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja. EVALUASI dilaksanakan berdasarkan indicator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana, mencakup :  Masukan  > Keluaran (Output)  > Hasil (Result)  > Manfaat (Benefit)  . Dampak (Impact)
3.      LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA  : rencana yang efektif adalah dengan mencari dan menemukan secara cermat jawaban terhadap enam pertanyaan (5W+1H).

E.     Konsep dari sistem Manajemen By Objective.
1.      Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan (subordinates).
2.      Perencanaan yang akan dilakukan.
3.      Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
4.      Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.

F.     Sistem Manajemen By Objective yang efektif.
1.      Komitmen pada program. Program MBO yang efektif mensyaratkan komitmen para manajer disetiap tingkatan organisasi terhadap pencapaian tujuan pribadi dan organisasi serta proses MBO.
2.      Penetapan tujuan manejemen puncak. Program-program perencanaan efektif dimulai dengan para manajer puncak yang menetapkan tujuan-tujuan pendahuluan setelah berkonsultasi dengan para anggota organisasi lainnya.
3.      Tujuan-tujuan perseorangan. Setiap manajer dan bawahan merumuskan tanggung jawab dan tujuan jabatan mereka secara jelas. Maksudnya adalah untuk membantu para karyawan memahami secara jelas apa yang diharapkan agar dapat tercapai.
4.      Partisipasi. Derajat partisipasi bawahan dalam penetapan tujuan sangat bervariasi. Sebagai pedoman umum, semakin besar partisipasi bawahan, semakin besar kemungkinan tujuan akan tercapai.
5.      Otonomi dalam implementasi rencana. Setelah tujuan ditetapka dan di setujui, individu mempunyai keluasan dalam memilih peralatan untuk pencapaian tujuan. Manajer bebas mengimplementasikan dan mengembangkan program-program pencapaian tujuan tanpa campur tangan atasan langsung dengan batasan-batasan organisasi.
6.       Peninjauan kembali prestasi. Manajer dan bawahan bertemu secara periodik untuk meninjau kembali kemajuan terhadap tujuan.

G.    Kelebihan dari sistem Manajemen By Objective.
Dalam suatu penelitian tentang para manajer, Tosi dan Carroll mencatat keuntungan-keuntungan utama dari program MBO antara lain:
1.      program MBO memberi kesempatan kepada para individu untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
2.      program MBO membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan sasaran dan waktu yang ditargetkan.
3.      program MBO meningkatkan komunikasi antara para manajer dan bawahan.
4.      program MBO membuat para manajer lebih menyadari tentang sasaran organisasi.
5.      progaram MBO membuat proses manajemen lebih wajar dengan memusatkan pada suatu pencapaian.
6.      MBO memiliki manfaat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi.
7.      MBO mampu membantu terciptanya suatu perencanaan yg efektif juga terbukti mampu melakukan pengendalian yg efektif.
8.      Membuat proses evaluasi secara efektif yang dilakukan para manajer.

H.    Kekurangan dari sistem Manajemen By Objective.

1.      Kelemahan yang melekat pada proses MBO, dalam konsumsi waktu dan biaya yang besar.
2.      Dalam hal pengembangan dan implementasi program-program MBO.
3.      MBO terlihat sekilas sangat sedrhana namun di balik kesedrhanaannnya membuat para manajer MBO harus benar- benar memahaminya sebab jika tidak maka mereka akan sulit menjelaskannya kepada bawahan.
4.      MBO tidak bisa berhasil apabila tidak mampu memberikan garis-garis pedoman yg perlu. oleh karena itu manajer harus mengeyahui dengan tepat tujuan perusahaan dan aktivitasnya (sesuai dengan tujuan tersrbut).
5.      tujuan yg kurang jelas akan berakibat para manajer tidak mampu menyesuaikan diri dengan MBO.
6.      MBO juga ditemui kesulitan dalam menetapkan tujuan-tujuan.
7.       bagi organisasi yg menggunakan MBO penetapan tujuan biasanya dilakukan untuk jangka pendek yg kurang dari setahun.
8.      penerapan MBO juga menyebabkan ketidakluwesan dalam hal perubahan sasaran dubandingkan kobsep manajemen lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN.
Management By Objective (MBO) / Manajemen sesuai objek / Manajemen berdasarkan sasaran adalah suatu interaksi antara atasan dan bawahan yang bersama sama terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka, sehingga terjadi suatu pemahaman tentang apa posisi mereka di organisasi tersebut. Sistem ini pertama kali di cetuskan oleh Peter Drucker dalam bukunya pada tahun 1954 “The Practice Of Management”. Langkah langkah kerja dari sistem Management By Object da 4 tahap. Tahap Persiapan, Tahap Penyususnan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengendalian Monitor Evaluasi dan Penyesuaian. Dalam sistem MBO tersebut terancang komunikasi yang baik anatara atasan dan bawahan, sehingga lajur organisasi dapat lebih lancar dalam setiap pengambilan keputusan di organisasi, karena baik dari pihak atasan maupun bawahan saling mengerti posisi, hak, dan kerajiban merka di organisasi tersebut.

Daftar pustaka :
-          Putet. 2011. Manajemen Berdasarkan Sasaran ( MBO). 04 Februari. Dipublikasikan oleh : http://megroxx.blogspot.com/2011/02/manajemen-berdasarkan-sasaran-mbo.html
-          Arifianto. 2011. Manajemen Pendidikan. Dipublikasikan oleh  : http://blog.umy.ac.id/arifianto/kuliah-kita/manajemen-pendidikan/


No comments:

Post a Comment