Friday, 7 December 2018

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

  • SEJARAH

Dalam bukunya Stephen P. Robbins menceritakan bahwa revolusi mutu telah melanda sektor bisnis dan public pada periode 1980-an hingga 1990-an. Gerakan ini dimotori oleh beberapa pakar dari kalangan praktisi kendali mutu sebelum masa tersebut.[1] Beberapa diantaranya semisal W. Edwards Deming dan Joseph M. Juran. Gagasan-gagasan dan teknik-teknk manajemen yang disampaikan oleh mereka di era 1950-an, awalnya mereka di USA tidak mendapatkan dukungan, tetapi di Jepang mereka diterima dengan sangat antusisas oleh organisasi-organisasi Jepang, akhirnya dengan hal tersebut Jepang mampu menghantam produsen USA dalam hal perbandingan mutu. Akhirnya para manajer barat mulai memandang serius gagasan-gagasan dan ide-ide geming sekaligus jurang gagagsantersebut, yang kemudian menjadi basis bagi program-program pengelolaan mutu masa kini.
  • PENGERTIAN
Manajemen mutu total atau TQM (Total Quality Management) ATAU JUGA SMM (Sistem Manajemen Mutu) adalah sebuah falsafah manajemen yang sepebuhnya berfokus pada upaya-upaya perbaikan secara terus menerus (Continous improvement) dan kemampuan menjawab dengan cepat berbagai kebutuhan pelanggan.[2]
  • HUBUNGAN DENGAN PENDEKATAN LAIN.
TQM merupakan sebuah “penghianatan” terhadap pendekatan-pendekatan manajemen terdahulu yang terlalu berpegang teguh pada  keyakinan bahwa menekan biaya adalah satu-satunya  caara untuk meningkatkan produktivitas.
  • KETERKAITAN DALAM TQM.
Dewasa ini persaingan semakin ketat, sehingga perusahaan membutuhkan sebuah peningkatan yang menguntungkan, maka perbaikan perlu dilakukan secara terus-menerus, yang menurut bangsa Jepang sebagai pemakai TQM (Total Quality Management) pertama di bidang bisnis menyebutnya dengan Kaizen. Pentinnya perbaikan untuk menjaga kualitas supaya tetap menjaga konsumen tetap setia dengan perusahaan, maka ada beberapa aspek yang akhirnya perlu diperhatikan oleh perusahaan, mulai dari salah satunya unsur mesin, bagian ini disebut dengan TPM (Total Productive Manufacturing), yang di pakai untuk melakukan perbaikan secara kontinyu pada teknologi yang dimiliki oleh perusahaan.
Kemudian untuk menjaga QCC (Quality Control Circle) merupakan konsep yang digunakan di dalam perusahaan, melalui kolaborasi dengan karyawan terpercaya, berusaha untuk melakukan perbaikan terus-menerus. Dari kedua konsep peningkatan mutu tersebut, penting disini untuk kita bahas mengenai detail kedua konsep tersebut, sehingga ini akan menjadi sebuah pembelajaran mengenai bentuk realistisnya ketika diterapkan pada kehidupan nyata di perusahaan. Sehingga ketika kita nantinya masuk ke perusahaan, maka kita bisa menerapkan kedua konsep ini untuk membangun perusahaan menuju kepada kualitas yang terjaga, dan menguntungkan.
Namun ada ISO (International Standart Organization) yang menjadi landasan untuk bisa digunakan sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian, namun isi kontennya akan kita pelajari disini. Dari upaya peningkatan mutu di produktivitas dan kinerja yang merupakan komponen penting penggerak roda ekonomi perusahaan, sehingga bisa mencapai tujuannya secara optimal. Ini menjadi alasan terpenting untuk kita mempelajari ini, supaya perusahaan yang kita tempati kelak akan bisa bertahan di dunia persaingan serta bertransformasi ke kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
  • TUJUAN TQM.
Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari SMM (Sistem Manajemen Mutu) adalah sebagai berikut [3]:
1.      Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh organisasi sangat penting.
2.      Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi. Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap anggota organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan  tanggung jawabnya masing-masing.
  • PRINSIP DASAR TQM
SMM (Sistem Manajemen Mutu) khususnya ISO 9001:2008, merupakan sistem manajemen dengan pendekatan kepada pelanggan. Pelanggan pada SMM (Sistem Manajemen Mutu) adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal dan pihak yang berkepentingan.
Menurut ISO, SMM (Sistem Manajemen Mutu)  diartikan sebagai sistem penetapan kebijakan, sasaran, dan pencapaian sasaran secara langsung dan terkendali dalam sebuah organisasi yang berpengaruh terhadap mutu. Menurut standar tersebut, inti dari sistem manajemen mutu meliputi:
1.      Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi kerja, dan rekaman mutu.
2.      Adanya jaminan bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan, dipantau, dievaluasi, dan diperbaiki.
3.      Adanya jaminan bahwa terjadi peningkatan kualitas yang berkesinambungan baik dalam proses pelayanan dan proses produksi, maupun terhadap standar manajemen mutu itu sendiri.
Sementara itu, SMM (Sistem Manajemen Mutu)  didasarkan pada penerapan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yaitu:
1.      Fokus pada pelanggan (customer focus)
2.      Kepemimpinan (leadership)
3.      Pelibatan orang (involvement of people).
4.      Pendekatan proses (process approach)
5.      Pendekatan sistem pada manajemen (system approach to management)
6.      Perbaikan berkelanjutan (continual improvement)
7.      Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (factual approach to decision making)
8.      Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually beneficial supplier relationships)
  • MANFAAT DARI TQM
Dalam menerapkan suatu proses di organisasi selalu memiliki mafaat, dean menurut Gasperz (2002;17) terdapat beberapa manfaat dari penerapan sistem manajemen mutu yaitu[4] :
1.        Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.
2.        Organisasi yang telah bersertifikatkan ISO 9001:2000 diijinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari organisasi itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image organisasi serta daya saing dalam memasuki pasar global.
3.        Audit sistem manajemen mutu dari organisasi yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik oleh registrar dari lembaga registrasi sehingga pelanggan tidak perlu melakukan  audit  sitem manajemen mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem manajemen mutu oleh pelanggan.
4.        Organisasi yang telah memperoleh serifikat ISO9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi. Sehingga pelanggan potensial yang ingin mencari pemasok yang bersertifikat ISO 9001:2000 akan menghubungi lembaga rengistrasi. Jika organisasi itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka itu berarti membuka kesempatan pasar baru.
5.        Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operai internal  menjadi lebih baik.
6.        Meningkatkan kesadaran mutu  dalam organisasi.
7.        Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.
8.        Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku tiga tahun. (http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-manajemen-mutu.html)
Mike Toffel, Associate Professor di Harvard Business School menjelaskan bahwa sebuah sertifikasi ISO 9001 membantu anda menyampaikan:
1.        Keterlibatan para pemangku kepentingan
2.        Reputasi organisasi (perusahaan)
3.        Kepuasan pelanggan, dan
4.        Manfaat kompetitif
  • PENUTUP.
SMM atau ISO 9001 bisa diterapkan di seluruh jenis organisasi tanpa melihat besaran maupun lokasi organisasi. Salah satu kekuatan utama ISO 9001 adalah daya tariknya untuk semua jenis organisasi. SMM juga dapat diterapkan hanya pada divisi-divisi atau sektor-sektor tertentu dari sebuah perusahaan atau lembaga. Dan SMM atau ISO 9001 juga bisa diterapkan di perusahaan penyedia jasa (tidak hanya manufaktur) seperti di lembaga pendidikan, pelayanan masyarakat, dan sebagainya. Sebagai contoh, di salah satu unit Rukun Warga (RW) di Jakarta menggunakan SMM untuk sektor pelayanannya. SMM tidak melakukan “revolusi” sistem didalam sebuah perusahaan. SMM membuat standardisasi kerja dan kinerja sebuah sistem di perusahaan tersebut sehingga kinerja perusahaan tersebut memiliki tolak ukur yang dibuat/ditulis bersama dan dikerjakan bersama oleh seluruh komponennya.



DAFTAR PUSTAKA           :
-          P.Robbins, Stephen. 2010. Manajemen. Jakarta
-          Gaspersz, Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.



[1] P.Robbins, Stephen. 2010. Manajemen. Jakarta : PT. Erlangga.
[2] Ibid. hal 42
[3] Gaspersz, Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[4] Ibid